Setiap perkembangan manusia bukan dimulai dari perkembangan “aku” tetapi dari “kita” (undifferentiated), karena diasuh oleh dan bergantung kepada manusia yang lain. Karena adanya manusia lain itulah, manusia berkembang. Sosialisasi dimulai dengan adaptasi terhadap lingkungannya yang merupakan suatu ikatan yang esensial untuk eksistensi psikisnya. Society lives through him, dan setiap diri terwujud melalui lingkungannya. Perkembangan sosial seseorang adalah perjuangannya untuk menjadi suatu identitas dengan hak-hak dan kewajibannya dalam mempertahankan dan menyatakan dirinya.
Manusia belajar, tumbuh, dan berkembang dari pengalaman yang diperolehnya melalui kehidupan keluarga, untuk sampai pada penemuan bagaimana ia menempatkan dirinya ke dalam keseluruhan kehidupan. Pendidikan anak sangat penting dimulai dari lingkungan keluarga karena dari rumahlah ditumbuhkan rasa kepedulian, kesadaran, dan pengertian dasar tentang totalitas lingkungan. Dari sinilah orang tua harus belajar memahami setiap pertumbuhan anak agar sesuai dengan kebutuhan si anak.
Diperlukan sensitivitas dari orang tua terhadap berbagai ciri serta perubahan fisik dan mental yang terjadi pada umur anak, terutama yang berkenaan dengan segi emosionalnya. Maslow menyebutkan bahwa kebutuhan biologis (sandang, pangan, papan) serta kebutuhan psikologis (rasa aman, self esteem, dan kasih sayang) harus terpenuhi untuk mewujudkan aktualisasi dari potensinya.
Interaksi dalam lingkungan keluarga ikut menentukan arah dari perkembangan anak, yaitu peluang keserasian belajar pada setiap masa peka. Contoh pada bayi umur 0-2 tahun : kepekaan utama terletak pada latihan alat indera, motorik dan perluasan perkembangan bahasanya. Setiap pengalaman langsung dihayatinya sebagai pengalaman yang amat mendalam (peak experience), dan sangat berpengaruh terhadap kesan dan sikap kehidupan anak kelak (terutama pada umur 3-5 tahun), yaitu suatu penyesuaian diri yang bersikap aktif dan selektif.
Perlu diingat bahwa setiap anak lahir dengan bakat, potensi, kemampuan, talenta serta sikap dan sifat yang berbeda. Karenanya potensi anak yang sangat beragam dalam berbagai bidang dengan berbagai taraf dan jenis inteligensi, yang dibesarkan pula dalam berbagai kondisi ekonomi, sosial, psikologis, budaya, serta alam biologis yang berbeda, harus diupayakan dipenuhi kebutuhannya oleh keluarga agar bimbingannya terjadi sesuai dengan taraf perkembangan anak (developmentally appropriate practice).
Pendidikan keluarga adalah wahana yang mendasar untuk meningkatkan bentuk yang lebih harmonis dari perkembangan manusia. Oleh karenanya, selayaknya kehidupan keluarga menjadi kepedulian semua pihak, pemerintah dan masyarakat. Kesadaran tentang hal ini akan membawa kehidupan masyarakat kepada suatu taraf yang menjadikan keluarga pilar yang menentukan bagi kemajuan umatnya. (disadur dari buku “Penerapan Pembelajaran Pada Anak” Conny R. Semiawan)
0 komentar:
Posting Komentar