Minggu, 21 November 2010

KEPADA PARA PEMUDA DAN SECARA KHUSUS KEPADA PARA MAHASISWA

Bismillahirrahmanirrrahim
"Katakanlah, 'Sesunguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu satu hal saja,
yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri,
kemudian kamu pikirkan (tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila sedikit pun pada
kawanmu itu. Dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu sebelum
(menghadapi) adzab yang keras.' Katakanlah, 'Upah apapun yang aku minta kepadamu,
maka itu untuk kamu. Upahku hanyalah dari Allah. Dan Dia Maha Mengetahui segala
sesuatu.' Katakanlah, 'Sesungguhnya Tuhanku mewahyukan kebenaran. Dia Maha
Mengetahui segala yang ghaib.' Katakanlah.'Kebenaran telah datang dan yang batil itu
tidak akan memulai dan tidak pula akan mengulangi.'Katakanlah, 'Jika aku sesat maka
sesunggunya aku sesat atas kemudharatan diriku sendiri, dan jika aku mendapatkan
petunjuk, maka itu adalah disebabkan apa yang diwahyukan Tuhanku kepadaku.
Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Mahadekat." (Saba': 46-50)
Wahai pemuda!
Saya panjatkan puji ke hadirat Allah, yang tiada Tuhan melainkan Dia. Semoga
sholawat dan salam tetap tercurah kepada Muhammad, Imam para pembaru dan penghulu
para mujahid; keluarga; sahabat; dan para tabi'in.
Wahai pemuda!
Sesungguhnya, sebuah pemikiran itu akan berhasil diwujudkan manakala kuat
rasa keyakinan kepadanya, ikhlas dalam berjuang di jalannya, semakin bersemangat
dalam merealisasikannya, dan kesiapan untuk beramal dan berkorban dalam
mewujudkannya. Sepertinya keempat rukun ini, yakni iman, ikhlas, semangat, dana amal
merupakan karekter yang melekat pada diri pemuda, karena sesungguhnya dasar
keimanan itu adalah nurani yang menyala, dasar keikhlasan adalah hati yang bertaqwa,
dasar semangat adalah perasaan yang menggelora, dan dasar amal adalah kemauan yang
kuat. Itu semua tidak terdapat kecuali pada diri para pemuda.
Oleh karena itu, sejak dulu hingga sekarang pemuda merupakan pilar
kebangkitan. Dalam setiap kebangkitan, pemuda merupakan rahasia kekuatannya. Dalam
setiap fikrah, pemuda adalah pengibar panji-panjinya.
"Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan
mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk." (Al-Kahfi: 13)
Beranjak dari sini, sesungguhnya banyak kewajiban kalian, besar tanggung jawab
kalian, semakin berlipat hak-hak umat yang harus kalian tunaikan, dan semakin berat
amanat yang terpikul di pundak kalian. Kalian harus berpikir panjang, banyak beramal,
bijak dalam menentukan sikap, maju untuk menjadi penyelamat, dan hendaklah kalian
mampu menunaikan hak-hak umat ini dengan sempurna.
Ada di antara pemuda yang tumbuh dalam situasi bangsa yang dingin dan tenang,
di mana kekuasaan pemerintah telah tertanam kuat dan kemakmuran telah dirasakan oleh
warganya. Sehingga pemuda yang tumbuh dalam suasana ini aktifitasnya lebih banyak
tertuju kepada dirinya sendiri daripada untuk umatnya. Dia pun kemudian cendrung
main-main dan berhura-hura karena meresa tenang jiwanya dan lega hatinya.
Ada juga pemuda tumbuh dalam suasana bangsa yang keras dan bergejolak, di
mana bangsa itu sedang dikuasai oleh lawannya dan dalam semua urusan diperbudak oleh
musuhnya. Bangsa ini berjuang semampunya untuk mengembalikan hak yang dirampas,
tanah air yang terjajah, dan kebebasan, kemuliaan, sarta nilai-nilai agung yang hilang.
Saat itulah kewajiban mendasar bagi pemuda yang tumbuh dalam situasi seperti ini
adalah berbuat untuk bangsanya lebih banyak dari pada berbuat untuk dirinya sendiri.
Jika ia lakukan hal itu, ia akan beruntung dengan mendapatkan kebaikan segera di medan
kemenangan dan kebaikan -yang tertunda- berupa pahala dari Allah swt.
Barangkali, merupakkan suatu keberuntungan bagi kita bahwa kita termasuk
pemuda kelompok kedua (yang dibesarkan dalam situasi keras dan bergejolak). Oleh
karena itu, kedua mata kita pun terbuka di hadapan sebuah umat yang terus berjihad dan
berjuang untuk mendapatkan hak dan kebebasannya. Bersiap-siaplah wahai para tokoh!
Sungguh, alangkah dekatnya kemenangan bagi kaum mukminin dan alangkah besarnya
keberuntungan bagi para aktifis yang tak hanti berjuang.
Wahai pemuda!
Barangkali ancaman yang cukup berbahaya pada bangsa yang mau bangkit -dan
kita sekarang di fajar kebangkitan- adalah munculnya beragam isme, banyaknya seruanseruan,
warna-warninya manhaj, perbedaan dalam penetapan strategi dan sarana
perjuangan, dan tidak sedikitnya orang yang berambisi untuk menjadi pemimpin dan
penguasa. Berawal dari sini, maka studi perbandingan terhadap isme-isme menjadi amat
penting bagi siapa saja yang menginginkan perbaikan.
Dari sini pula, maka kewajiban saya adalah menerangkan kepada kalian dengan ringkas
dan jelas dakwah Islam pada abad keempat belas hijriyah.

0 komentar: